CERPEN MALAPETAKA SI PENJAMBRET TAS

Assalamu'alaikum Ikhwan dan Akhwat ...

Kali ini Aku ingin menuliskan sebuah cerita pendek yang mana kisah ini terinspirasin dari kehidupan nyata yang aku lihat sendiri. Walaupun ada penambahan dan pengurangan nya tapi cerita ini insyaallah bisa bermanfaat untuk kita semua ya.

Semoga sahabat-sahabat semua bisa lebih berhati-hati lagi dalam berpergian. dan selalu memperhatikan sekitaran. 

Dan jagalah hati sahabat semua agar kita tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan dosa seperti dalam cerpen ini ya, Apalagi mencuri, menjambret, dan hal-hal yang serupa lainnya. Sesungguhnya Allah SWT sangat membenci perbuatan yang melanggar aturan agama. Bahkan perbuatan yang sangat-sangat merugikan orang lain.


MALAPETAKA SI PENJAMBRET TAS





Suara Adzan berkumandang. Selesai berbuka aku membereskan semua makanan dan minuman yang berada di atas meja dan menyimpan nya didalam lemari. Kemudian aku dan keluargaku bergegas berangkat ke mesjid untuk melaksanakan shalat tarawih.

Sesampainya di Mesjid, setiap jamaah berangsur-angsur masuk ke mesjid. Aku mengambil wudhu terlebih dahulu. Shalat Isya pun berlangsung dengan khusyu’. Seperti biasa selesai shalat penceramah telah siap mengeluarkan butiran-butiran pencerah hati untuk mengetuk kalbu setiap jamaah yang mendengarnya.
                Selesai shalat witir, semuanya bergegas pulang termasuk aku dan keluargaku.
“Kamu tidak tadarus Rin?”,tanya bunda padaku,
“Besok saja ya Bun, hari ini aku sangat capek Bun.”Keluhku pada bunda.
Yah, memang sih sebenarnya aku ingin ikut tadarus bersama teman-temanku hari pertama ini. Tetapi karena malas aku memutuskan absen untuk hari ini saja.

 Di rumah, aku segera mencari makanan ataupun minuman yang dapat kusantap saat ini. Setelah aku melihat isi didalam kulkas ku alhasil aku tidak menemukan apapun.

“Dek, cendol tadi kamu habisin ya?”Tanyaku pada Putra adikku, yang  baru saja keluar dari kamar membawa sebuah mangkok yang berisikan  kuah cendol yang bersisa.

“Gak kok kak, kakak asal nuduh deh” Belanya yang sudah jelas ketahuan bohong.
Aku sudah curiga pasti dia yang sudah menghabiskan cendol milikku. Karena tidak terima aku langsung berlari ke kamar mama untuk minta uang membeli cendol kembali.

“Ini Rp.20.000,00 Ingat kembaliannya jangan disimpan!”, ucap mama padaku yang mulai meninggalkannya.

“Iya ma”Jawabku sambil melangkah ke depan.

Tukang jual cendol tidak begitu jauh dari rumahku. Karena disekitar rumahku memang banyak sekali orang yang menjual berbagai makanan dan minuman untuk berbuka. Disaat aku hendak menutup pintu rumah, tiba-tiba terdengar suara orang yang menjerit. Lalu teriakan jambret pun terngiang di telingaku. Ya tepat sekali di depan mataku dua lelaki  berusaha kabur dari posisi awalnya dengan menggunakan sepeda motornya.

Malang tak kepalang motor yang dikendarai mereka tiba-tiba oleng dan akhirnyamerekapun terjatuh. Merekapun berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing. Tampak olehku yang satu berusaha lari kesemak di belakanng rumahku sedangkan satu lagi berusaha bersembunyi dekat semak di belakang rumah warga yang berjarak kurang lebih 100 meter dari rumahku.

Para warga sudah ramai berkumpul di depan jalan. Mereka semua memenuhi jalan . Sehingga pengendara lain yang ingin lewat terpaksa sabar melawan sesaknya keramaian.

Setelah kurang lebih 15menit lamanya warga mencari penjambret tersebut, akhirnya warga berhasil mendapatkan salah seorang penjambret yang lari ke arah semak belakang rumah warga yang lain. 

Lalu warga memboyongnya ramai-ramai. Karena tak bisa menahan amarah, mereka diantaranya berusaha menghajar penjambret tersebut. Akhirnya sebelum kedatangan polisi badannya sudah dipenuhi oleh lumuran darah. Dan polisi langsung menjauhkannya dari amukan massa.

Tak beberapa lama kemudian, pelaku yang satu lagi tertengkap juga. Ternyata dia bersembunyi di dapur rumah makan tepat di sebelah aku tinggal. Warga pun berusaha untuk menghajarnya. Karena kesulitan menyelamatkannya dari amukan massa akhirnya polisi melepaskan tembakan ke udara. Kedua penjambret itu langsung dibawa oleh polisi ke kantor polisi.


Besoknya ternyata aksi penjambret tersebut tersiar dalam surat kabar. Betapa malang nasib penjambret tersebut ternyata salah satu dari mereka ada yang menghembuskan nafas terakhirnya saat tiba di kantor polisi. “Kasian sekali”,Gumamku dalam hati. Walaupun aku tau sebenarnya itu adalah akibat dari perbuatannya.

Komentar