Cerpen tentang Guru dan muridnya
Assalamu'alaikum para Akhwat dan Ikhwan dimanapun kalian berada. Kali ini aku akan memberikan kepada kalian semua cerita pendek tentang Guru. Tulisan ini aku tulis tepat disaat hari guru.
Guru adalah orang tua yang memberikan ilmu yang tiada henti-hentinya kepada kita tanpa semangat yang luntur sedikitpun untuk kita. Oleh karena itu sahabat semua mari kita cintai dan sayangi guru kita ya....
Semangat Mu
Kasih Sayang yang tak kan Terlupakan
Pagi itu sangat cerah sekali. Matahari
pun enggan tidak menampakkan cahaya nya dan keluar dari persembunyian nya. Aku
sangat senang sekali karena hari ini adalah hari Jum’at.
Sampai nya di sekolah, guru-guru telah
menyambut murid-muridnya. Aku pun menyalami setiap guru yang telah menyambut
ku.
“Rin, kamu udah nyelesaikan pr mtk?’’
tanya Vivi, teman sebangku ku.
“Alhamdulillah udah Vi. Untung Cuma 5
soal” jawabku pula.
Bel pun berbunyi, jam pertama akan
segera dimulai.
Jam pertama ini adalah pelajaran
Matematika yang diajarkan oleh Bu Siti.
Tampak di lorong depan kelas seorang
perempuan berjalan dengan keanggunan nya
menggunakan baju Melayu bermotif bunga-bunga lengkap dengan ciri khas
jilbab nya yang menutupi sampai atas pinggang. Tepat sekali itu adalah Bu Siti
, yang akan menuju ke kelas kami sambil membawa kumpulan beberapa buku yang
tebal.
Bu Siti masuk kedalam kelas. Wajah nya
sangat ceria dan penuh semangat.
“Selamat pagi murid-murid. Apa kabarnya?
Pada hari ini ibu akan mengajarkan tentang Aljabar. Silahkan buka buku nya
halaman 69” begitulah saut Bu Siti
dengan nada suaranya yang lembut.
Sebelum mengakhiri jam pelajaran, Bu
Siti sering memberikan sepatah atau dua kata-kata mutiara kepada kami. Kata Ibu
sih supaya kami bisa lebih semangat belajar terutama saat mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh setiap guru.
Selesai jam pelajaran Bu Siti langsung
meninggalkan kelas. Tapi ini bukan pertemuan ku yang terakhir dengan Bu Siti.
Karena Nanti sekitar jam 2 aku, Vivi, Toni, dan beberapa teman ku yang lain
akan les matematika bersama Bu Siti.
Sebelumnya kami juga sangat bersyukur
Bu Siti jadi wali kelas kami di kelas 8 ini. Awal kali masuk kami sangat
ketakutan berbicara dengan Bu Siti. Pikir kami Bu Siti itu guru yang galak. Kan
Biasanya yang mengajarkan matematika guru nya galak-galak. Setelah kami
mengenal Bu Siti beberapa minggu kemudian kami merasakan kalo dugaan kami itu
salah.
Setiap hari Bu Siti selalu datang
untuk mengecek situasi kelas dan menanyakan apakah ada masalah di kelas. Tidak
hanya itu saja Bu Siti juga selalu memperhatikan murid-murid nya yang kelihatan
dalam terbebani masalah atau tidak. Entah masalah pelajaran ataupun dengan
keluarga.
Contoh nya aku. Waktu aku mengalami
kesulitan di pelajaran Matematika. Setelah mencurahkan isi hatiku ke Bu Siti
tentang masalah ku sekarang aku pun tidak mengalami kesulitan yang terlalu.
Sebelum pulang sekolah hari ini. Bu
Siti masuk lagi ke dalam kelas. Aneh nya
Bu Siti masuk hanya memberi salam dan nasihat kepada kami.
Sebelum Bu Siti berbicara kami sempat
ribut. Bercerita sana sini, berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Akhirnya Bu Siti bicara.
“ Anak-anak kesayangan Ibu Semua, yang
pintar, yang sholeh sholeha, yang rajin, yang patuh dan yang baik hati” do’a
yang selalu Bu Siti sampaikan ke kami kalo aja kami ribut.
“ Ibu mau mengingatkan jangan lupa
piket nya sebelum pulang ya. Kalo ada tugas-tugas yang diberikan oleh guru
jangan lupa dikerjakan, jangan malas belajar, patuhi perintah guru dan aturan
sekolah, dan selalu banggakan orang tua kalian semua dengan ilmu yang telah
kalian peroleh” Pesan Bu Siti sebelum meninggalkan kelas.
“Baik bu....” sahut kami semua.
Sekitar jam 2 sambil membaca-baca buku
pelajaran kami menunggu kedatangan Bu Siti. Lalu sekitar jam setengah 3 Bu Reni
datang dan memberi tau kalo Bu Siti tidak dapat mengajar les pada hari ini.
“emang Bu Siti kemana Bu?” Tanya Toni
panik.
“Bu Siti sepulang sekolah tadi pingsan
di kantor. Dan para guru langsung membawa nya kerumah sakit” Jawab Bu Reni.
Tiba-tiba hp Bu Reni berbunyi. Bu Reni
pun menjawab telepon nya. Setelah itu raut wajah Bu Reni berubah menjadi sangat
sedih.
“ Inna illahiwainna illahiroji’un..”
Jawab Bu Reni sambil meneteskan air mata.
Kami pun sudah mengerti apa yang
terjadi. Kami semua langsung menyusul ke rumah Bu Siti.
Semua murid yang lain juga telah
berkumpul untuk mengiringi Bu Siti ke peristirahatan nya yang terakhir. Suara
tangisan terdengar dimana-mana melihat Bu Siti yang akan di kuburkan.
Kami sadar bahwa pesan yang
disampaikan Bu Siti tadi adalah amanat terakhir yang terucap oleh nya untuk
kami semua.
Bu Siti semoga amal kebaikan mu
diterima disisi Allah. Kami semua menyayangi Bu Siti. Dan Kasih sayang dan
semangat mu tak kan terlupakan bagi kami semua.
Do’aku untuk Bu Siti sambil meneteskan
air mata.
Maaf ya agak dramatis gitu.. hehehe
Biar Kisah ini bisa menginspirasi teman-teman agar bisa lebih menghargai guru.
Dan kita bisa berlaku baik terhadap siapapun itu... Amiinn
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapus