Peran Utama dalam Ilusi
Ku kira selama ini aku sudah menjadi peran utama yang baik dalam cerita ini.
Ternyata salah, hal-hal yang membuat kita bahagia, belum tentu sepenuhnya benar menjadi buat kita.
Ternyata salah, hal-hal yang membuat kita bahagia, belum tentu sepenuhnya benar menjadi buat kita.
Bisa saja, pandangan kita selama ini bertolak belakang dengan isi hati si pemberi yang selama ini rasanya sudah benar-benar menjadi yang kita percaya.
Jika berbalik melihat ke belakang, rasanya muncul pertanyaan yang berulang-ulang menghantui diri.
Apa salah ku? Apa kekurangan ku? Kenapa yang awalnya baik-baik saja menjadi seperti ini tiba-tiba.
Seketika, dunia benar-benar hancur. Padahal dulu, aku benar-benar tidak ingin seperti mereka, yang dari cinta menjadi musuh, dari dekat menjadi jauh, bahkan menjadi tidak kenal sama sekali. Ternyata dunia memang tidak bisa kita sangka-sangka tentang caranya dapat menyaksikan kisah yang tak terharap ini.
Seketika, dunia benar-benar hancur. Padahal dulu, aku benar-benar tidak ingin seperti mereka, yang dari cinta menjadi musuh, dari dekat menjadi jauh, bahkan menjadi tidak kenal sama sekali. Ternyata dunia memang tidak bisa kita sangka-sangka tentang caranya dapat menyaksikan kisah yang tak terharap ini.
Hingga akhirnya, muncul pertanyaan dalam hari-hari ku. Sebenarnya apa yang telah aku jalani selama ini? Sebenarnya siapa yang aku izin kan masuk dalam kehidupan ku dengan mudahnya seperti ini? Tapi ternyata, masa lalu itupun tidak bisa kita atur dengan sendirinya menjadi kisah seperti sekarang. Bahkan, apapun yang sekarang mulai menjadi awal cerita yang baru, akhirnya pun tidak bisa lagi ku percayai akan menjadi baik seperti yg sudah-sudah pernah menjadi tujuan dalam hidup yang hanya berpikir baik-baik nya saja yang akan aku hadapi kedepannya.
Berat. Sungguh. Tapi siapa sangka, ternyata waktu berlalu dengan sendirinya. Hanya saja, selalu muncul dalam benak ku sebuah pertanyaan, apakah benar, selama ini hanya sebercanda itu kisah ku. Apa benar, selama ini tidak ada yang namanya cinta itu. Apa benar, itu hanya sebuah hal yang tidak sengaja yang sudah terlanjur terjalani, atau hanya kesempatan untuk bisa menyelesaikan misi yang harus dituntaskannya. Apa hanya seperti ini tujuan aku dalam benaknya? Sungguh miris, bahkan pertanyaan itu sudah pasti tidak akan pernah akan kudapatkan jawabannya, tapi tetap berkeliaran dalam pikiran.
Semakin kesini, semakin sadar, ternyata aku memang lebih banyak kurang nya dari pilihannya saat ini. Begitu sempurna wanita itu, sehingga tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan nya tentang hidupnya. Apalagi saat ini juga sepertinya hidupnya sangat sudah baik dan bagus. Untuk apalagi ada aku, disaat aku hanya akan menjadi beban yang hanya akan menghambat impian-impian besarnya. Aku hanya akan mempermalukan hari-harinya yang dipenuhi dengan orang-orang yang sangat bergengsi.
Ternyata semudah itu, orang melupakan orang lain. Ternyata semudah itu, dia bisa menyakiti hati ku, dan menggantikan aku dengan perempuan lain. Sepertinya kata-kata manis, janji-janji manis itu, bukan sebuah makna berarti dari dalam hati terdalamnya. Tapi hanya lontaran sembarangan yang ingin dikeluarkannya sebatas untuk menghibur saja.
Cukup. Sebaiknya ini semua sudah berakhir dari dulu. Tidak ada hal yang perlu di kenang lagi. Tidak ada hal yang perlu disesali lagi. Sepertinya hidup sudah mengariskan kisah seperti ini agar aku bisa lebih baik lagi. Bisa menjadi lebih kuat, dan bisa lebih menjaga lagi apa yang kumiliki saat ini. Semuanya akan baik-baik saja tanpa hal-hal yang sudah sudah berlalu. Lembaran baru itu benar-benar sudah dibuka, dan lembaran lama itu benar-benar akan ditutup serapat-rapatnya.
#novel #ceritapendek #goresantintameldis #ungkapanhatiwanita #perasaanwanita #curhat #cewek
#novel #ceritapendek #goresantintameldis #ungkapanhatiwanita #perasaanwanita #curhat #cewek
Komentar
Posting Komentar